Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di berbagai daerah
saat ini sering terjadi. Setelah Kalimantan, kali ini kelangkaan BBM
juga melanda sejumlah daerah Sumatera Selatan dan meminta tambahan BBM
bersubsidi.
Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik
secara tegas mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menambah kuota BBM
bersubsidi Sumatera. Seperti halnya di Kalimantan, jika terjadi
kelangkaan BBM, pemerintah hanya akan menambah kuota BBM non subsidi.
"Ada kelangkaan gubenurnya harus berfikir, kalau minta tambahan
non subsidi kita kasih, karena ada industri yang membeli BBM di luar
dengan harga yang lebih tinggi, dia mampu tapi kalau disediakan
pemerintah dia maunya yang bersubsidi jadi, kita akan drop kekurangan
itu dengan BBM yang non subsidi," katanya di Jakarta Senin (11/6).
Senada dengan Jero Wacik, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan
Gas Bumi (BPH Migas) Andi Noorsaman Sommeng mengatakan, pihaknya tidak
akan menambah BBM bersubsidi. Alasannya, pihaknya telah mendistribusikan
secara merata untuk semua daerah di Indonesia. "Kita belum tahu. Kalau
emang enggak cukup, ya nggak bisa lagi. Kita kan tergantung kemampuan
keuangan negara," tegasnya.
Sebelumnya, sekitar 20 orang anggota DPRD Sumatera mengadu kepada
Ketua DPR Marzuki Ali atas kelangkaan BBM di wilayahnya. Ketua Fraksi
Partai Golkar DPRD Sumatera Selatan Nasrun Madang mengatakan kelangkaan
BBM di Sumsel semakin parah dan berkepanjangan. Para anggota DPRD
tersebut, meminta tambahan yang sama persis dengan Kalimantan sebesar
2,5 juta kilo liter.
"Kelangkaan sudah terjadi sejak bulan Maret kemarin hingga saat
ini. Kita meminta tambahan 10 persen untuk solar dan 15 persen untuk
premium," katanya.
Ketua DPRD Sumatera Selatan, Wasista mengakui sekitar 2.000 truk
penambang tambang menggunakan BBM subsidi. "Jangan samakan Sumsel dengan
Jawa. Di Sumsel itu ada daratan, laut, perkebunan. Kasihan kan
nelayan-nelayannya juga," katanya[]
Sumber: http://www.merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar