Melalui
hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap pembangunan ekonomi, lahir
teori-teori yang kemudian menjadi landasan proses pembangunan.
diantaranya;
1.
Teori Pertumbuhan Linear
Dasar
pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah evolusi proses pembangunan
yang dialami oleh suatu negara selalu melalui tahapan-tahapan tertentu
(Mudrajad, 2003:47).
Teori
Pertumbuhan Adam Smith
Menurut
Adam Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat
tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah sumber daya alam yang
tersedia, sumber daya insani dan stok barang modal yang ada. Menurut Adam
Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari
kegiatan produksi suatu masyarakat. Jika suatu saat nanti semua sumber daya
alam tersebut telah digunakan secara penuh maka pertumbuhan output pun akan
berhenti. Sedangkan sumber daya insani memiliki peranan yang pasif dalam proses
pertumbuhan output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif
menentukan tingkat output. Sedangkan pada pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk
akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah
subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Selain itu, Adam Smith dalam pemikirannya
membagi pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok
tanam, masa perdagangan, dan masa perindustrian.
Teori
Marx
Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas
sejarah perkembangan masyarakat dimana perkembangan masyarakat itu melalui 5
tahap yaitu masyarakat komunal, masyarakat perbudakan, masyarakat feodal,
masyarakat kapitalis dan masyarakat sosialis. Dalam perkembangan
perekonomian di masyarakat, Karl Marx membagi menjadi tiga tahapan yaitu feodalisme,
kapitalisme, dan sosialisme.
Marx
berpendapat bahwa kemampuan para pengusaha untuk mengakumulasi modal terletak pada
kemampuan mereka dalam memanfaatkan nilai lebih produktivitas buruh yang
dipekerjakan.
Teori
Pertumbuhan Rostow
Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu
Negara menjadi lima tahap; (1) perekonomian tradisional (2) prakondisi tinggal
landas (3) tinggal landas (4) menuju kedewasaan, dan (5) konsumsi massa tinggi. -Perekonomian Tradisional : Dalam suatu masyarakat tradisional,
tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar
sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian. -Pra Kondisi Tinggal Landas: Tahap prasyarat tinggal landas ini
didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat
mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self
sustained growth) ciri-ciri dan upayanya: 1. Peningkatan investasi di sektor
infrastruktur/prasarana terutama transportasi. 2. Revolusi bidang pertanian untuk
memenuhi peningkatan permintaan penduduk. 3. Perluasan impor, termasuk impor modal
oleh biaya produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam untuk ekspor. -Tinggal landsa: Tahap tinggal landas sebagai suatu
revolusi industri yang berhubungan dengan revolusi metode produksi dan
didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan. -Tahap Menuju Kedewasaan: Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan
penerapan teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang dimiliki.
Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting : 1. Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik
menjadi baik, 2. Perubahan watak pengusaha dari pekerja
dari keras dan kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus dan sopan. 3. Masyarakat jenuh terhadap
indutrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh. -Tahap Konsumsi Tinggi: Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap
akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi
besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota (urbanisasi),
akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja.
Teori Perubahan Struktural
Teori Perubahan Struktural ini
menjelaskan pada pembahasan mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh
Negara sedang berkembang, yang semulanya bersifat subsisten dan menitikberatkan
pada sektor pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih
modern dan sangat didominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro,1991 : 68).
Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori ini membahas proses pembangunan
yang terjadi antara daerah kota dan desa, yang mengikutsertakan proses
urbanisasi yang terjadi di antara kedua tempat tersebut.
Teori
Pola Pembangunan Chenery
Teori
Pola Pembangunan Chenery memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam tahapan
proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomian
negara yang sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian
tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan
ekonominya. Menurut Chenery, sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita,
perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sector
pertanian menuju ke sector industry.
DEPEDENSIA, NEOKLASIK (SOLOW-SWAN),
ENDOGEN, TEORI-TEORI BARU “(NEW GROWTH TEORY, NGT), (NEW ECONOMIC
GEOGRAPHY, NEG), (NEW TRADE TEORY, NTT)”
Teori Depedensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi
yang dialami oleh NSB. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian
dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju
dan kedua adalah perekonomian NSB.
Andrea Gunder Frank menampilkan tiga
hipotesis utama yang relevan, yang berkaitan dengan pola hubungan antara negara
maju dan miskin tersebut ( Arief dan
Sasono, 1991: 25-7 ), yaitu: Dalam struktur
metropolis dan satelit seperti di atas, pihak metropolis akan berkembang dengan
pesat sedangkan pihak satelit akan menuju kepada keterbelakangan yang terus
menerus, Negara- negara
miskin yang sekarang menjadi satelit dapat mengalami perkembangan ekonomi yang
sehat dan mampu menumbuhkan perkembangan industri yang otonom apabila kaitan
dengan metropolis dari dunia kapitalis internasional tidak ada atau sangat
lemah dan Kawasan-kawasan
yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam situasi yang mirip dengan
situasi dalam sistem feodal adalah kawasan yang ada pada masa lalu mamiliki
kaitan kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional.
Kawasan-kawasan ini adalah kawasan penghasil komoditas ekspor bahan mentah
primer yang terlantar sebagai akibat adanya gelombang konjungtur dalam
perdagangan internasional komoditas tersebut.
4. Kaum Neo-Klasik Penentang
Revolusi
Dekade 1980-an menandai munculnya teori
pembangunan Neo-Klasik yang menjawab sanggahan teori dependensia.
Teori pembangunan Neo-Klasik yang anti
terhadap pendekatan revolusioner sering disebut sebagai teori sisi penawaran (
supply side theory ). Teori ini merekomendasikan swastanisasi BUMN,
meningkatkan peran perencanaan dan penetapan regulasi ekonomi yang menciptakan
iklim kondusif bagi peningkatan peran pihak swasta dalam pembangunan.
Dengan kata lain, mereka menyatakan
bahwa keterbelakangan bukan disebabkan oleh pengaruh eksternal, tetapi lebih
pada pengaruh internal dalam NSB tersebut. Besarnya derajat campur tangan
pemerintah dalam aktivitas ekonomi, merebaknya korupsi, dan kurangnya intensif
ekonomi, serta kesalahan dalam pengalokasian sumberdaya, merupakan sumber utama
keterbelakangan itu. Dalam teori ini dikemukakan bahwa alokasi sumber daya yang
salah menyebabkan kebijakan penetapan harga menjadi tidak efektif dan ditambah
dengan campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam perekonomian.
5. Teori Pertumbuhan Neoklasik
(Solow-Swan)
Menurut teori Solow-Swan ini,
pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi
(penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi,
berdasarkan penelitiannya Solow (1956) menyatakan bahwa peran dari kemajuan
teknologi dalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan. Temuan Solow menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mencapai 2,75 persen pertahun pada periode
1909 sampai 1949, lebih dari setengahnya (1,5 %) merupakan sumbangan dari
kemajuan teknologi, sedangkan sisanya disebabkan oleh pertambahan jumlah
penggunaan faktor produksi.
Pandangan teori ini didasarkan pada
anggapan yang mendasari analisis ekonomi klasik yaitu bahwa perekonomian berada
pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat pemanfaatan
penuh dari faktor-faktor produksinya. Dengan kata lain, perekonomian akan
terusber kembang dan semuanya itu tergantung pada pertumbuhan penduduk,
akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi.
6. Teori Pertumbuhan Endogen
Model pertumbuhan endogen ini
menyajikan sebuah kerangka teoritis yang lebih luas dalam menganalisis
proses pertumbuhan ekonomi. Teori ini mencoba untuk mengidentifikasi dan
menganalisis faktor-faktor yang yang mempengaruhi proses pertumbuha ekonomi
yang berasal dari dalam (endogeneus) sistem ekonomi itu sendiri
Kemajuan teknologi dianggap hal yang
bersifat endogen., dan pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para
pelaku ekonomi dalam berinvesatasi di bidang ilmu pengetahuan. Selain itu
pengertian modal disini bersifat lebih luas, bukan hanya sekadar modal fisik
tetapi juga mencakup modal insani (human capital).
7. Teori-Teori “Baru”
7.1 Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori pertumbuhan baru, yang pada
dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen, memberikan kerangka
teoritis untuk menganalisis pertumbuhan endogen karena menganggap pertumbuhan
GNP lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan bukan berasal dari luar
sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap pertumbuhan
GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka panjang. Motivasi dasar dari teori
NGT adalah menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antarnegara dan proporsi
yang lebih besar dari pertumbuhan yang diamati.
7.2 Teori Geografi Ekonomi Baru (NEG)
Salah satu sumbangan yang paling
penting teori neo klasik adalah pengenalan terhadap keuntungan-keuntungan
aglomerasi (Preer, 1992:34). Pelopor teori neo klasik mengajukan argumentasi
bahwa aglomerasi muncul dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari
penghematan aglomerasi, baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
Sebagaimana diidentifikasi oleh Krugman
: Pertama, lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara merupakan topik
yang penting dengan sendirinya.... kedua, garis antara ilmu ekonomi
internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin kabur... ketiga,
alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah
laboratorium intelektual dan empiris yang disediakannya (Krugman, 1991:8).
7.3 Teori Perdagangan Baru (NTT)
Teori keunggulan komparatif mengajukan
dalil bahwa : (1) negara berdagang untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan
sumber daya alam yang mereka miliki; (2) daerah akan berspesialisasi
berdasarkan keunggulan komparatif yang mereka miliki.
Sumber: http://econom-zone.blogspot.com
Sumber: http://econom-zone.blogspot.com